Ada sebuah dialog yg samar2 saya ingat di awal bulan romadhon bbrpa
tahun lalu. Saat itu saya baru saja memukai karir sbg enterpreneur. Di
usia yg msh belia,mungkin sekitaran kelas 4 - 5 SD saya menyadari bahwa
uang jajan saya tdk akan memberi saya kemerdekaan finansial. Maksudnya
saya tdk bisa merdeka membeli aneka mainan atau makanan yg diiklankan di
tv dgn uang itu. Jadi saya pun mengikuti jejak teman2 sekampung saya
utk berdagang sejak usia dini di Pasar, kami memulai debut dgn menjadi
"Tukang kantong" sekaligus "Kuli panggul" di Pasar Anyar Kota Bogor.
Kami menjual plastik warna hitam & merah kpd pembeli di pasar dan
menyediakan jasa angkut belanjaan juga. Revenue dari jasa angkut itu lbh
besar dari jual plastiknya tapi pekerjaannya juga berat sekali. Dari
pekerjaan kotor itu mungkin untuk pertama kali saya belajar bagaimana
membaca orang untuk sebuah keuntungan.
Menurut cerita teman2 di The
Enterpreneur university of Pasar Anyar (alaaahhh...) Bulan puasa itu
adalah saatnya panen karena Pasar Anyar disesaki manusia semacam Masjid
haram di bulan haji. Semua orang islam akan kalap berbelanja, pedagang2
akan menaikkan harga dan Tukang kantong-pun akan ikut kena triple down
effect-nya. Ceruk pasar yg terbuka sedemikian besar akan memanggil Kuli2
panggul musiman dari berbagai daerah di Bogor, tapi jatah Kuli organik
akan tetap sangat besar. Begitu cerita kawan saya saat itu. Bayangan
pasar yg ramai dan untung besar membuat saya berani membayangkan Burger
McD, Es krim campina atau Dunkin Donut yg selama ini hanya saya lihat di
TV dan etalase2 mall saja.
Tapi sebagaimana anak yg dibesarkan dlm
tradisi betawi, kami tdk akan pergi keluar rumah andai belum mencium
tangan ibu & bapak. Hukum adab mutlak betawi itu membuat saya harus
menghadap ayah saya dulu, saya harus meminta izinnya setelah ibu saya
hanya berkata pelan sambil mengusap kepala saya :
"Aa yakin kuat puasa di pasar? Tanya Bapah dulu gih, mamah mah terserah bapah ajah!"
Mungkin
ibu saya menyadari bahwa saya juga berhak memiliki hal2 lbh dr yg
diberikannya. Atau ibu saya tdk tega, atau dia sdh tdk mampu mengatur
saya yg keras kepala & suka berdebat. Akhirnya terjadilah dialog
itu, yg kelak saya selalu ingat setiap awal bulan puasa.
"Pah, Aa pengen dagang ke Pasar waktu ruwahan besok. Boleh ngga?"
Ayah
saya menatap saya dgn tatapan dingin, bibirnya rapat, wajahnya tegar
dan emosi yg datar. Saya sudah menduga apa jawabannya...
"Aa tahu
engga, Allah ciptain 24 jam sehari, satu jam di antara magrib & isya
itu banyak keutamaan sehingga kita diminta utk khusus beribadah.
Diciptain tujuh hari seminggu, ada satu hari jumat yg dikhususin utk
ibadah. Ada dua belas bulan setahun, dikasih satu bulan yaitu romadhon
khusus buat ibadah. Banyakan mana yg khusus ibadah ama yg buat ngejar
Dunia?"
Saya menjawab lirih : "dunia".
Kalo yg bicara adalah
lelaki yg sehari2 umurnya habis di masjid mgkin saya akan mendebat. Tapi
ayah saya adalah pegawai negeri biasa, yg hampir tiap sore sampai larut
malam bekerja sampingan di luar rumah. Dan hanya pada malam jumat,
sesekali akhir pekan & bulan puasa saja beliau pulang ke rumah tepat
waktu. Beliau selalu memastikan sebelum matahari terakhir sya'ban
tenggelam kami bersaudara sudah punya baju baru untuk lebaran &
cukup daging untuk menyemangati hari-hari puasa pertama. Maka saya pun
diam saja. Bayang2 McD, Donut & campina melambai-lambai di luar
jendela rumah kami saat itu.
Saat ini jarang sekali saya bekerja
sampai larut malam seperti dulu. Tanpa itu pun, syukur saya kpd-Nya krn
masih bisa menafkahi keluarga dengan baik. Walau begitu ada keanehan yg
saya temui selama saya dlm perantauan. Dan tulisan ini dibuat untuk
menasehati diri saya sendiri. Karena bulan ini, tepat 20 juli kemarin,
Batman TDKR ditayangkan priemer di bioskop2.
Keanehan itu ya yg
seperti itu. Kalau saya dkk di Pasar Anyar dulu kalap mengejar dunia di
bulan puasa karena kami dihimpit lapar selama sebelas bulan sebelumnya.
Kini saya yg sebelas bulan kenyang sentosa di bulan puasa malah sibuk
wisata kuliner takjil. Aneh, waktu saya pertama ke Malang pertengahan
2000-an teman2 malah asyik berburu iftar di Jl. Soekarna Hatta. Padahal
kalau hanya segelas es & bubur di mana saja ada. Kalau hanya
cantiknya SPG2 yg dicari, di Mall juga setiap hari tersedia sampai larut
malam. Tanpa sadar, masa2 itu suram sekali, target tadarus tak
tercapai, tarawih cari yg jamaah yg selesainya paling cepat &
puasanya absen dari hobby jelalatannya lidah & mata. Yg plg konyol
adalah acara safari buka puasa bersama yg memaksa meninggalkan solat
magrib. Padahal di Surabaya masjid ada di mana2!
Saya memahami mereka
yg mengais rejeki di bulan puasa, yg memacetkan jalan & menyesaki
band width dgn aneka kreasi hidangan atau menggiatkan kreditan pakaian
& alat rumah tangga. Bukan karena saya pernah mengalami kondisi spt
mereka, tapi karena mungkin orang spt ayah saya semakin langka.
Sungguh
beruntung saya & teman2 yg sudah berkeluarga. Hal2 konyol seperti
itu jauh berkurang. Tarawih berjamaah minimal di rumah selalu dijaga.
Tadarusnya bisa saling mengingatkan. Rumah kecil kami jadi lebih seru,
apalagi kalo fariz-chan juga ikut bangun sahur.
Kali ini saya
berusaha menutup mata setiap ada iklan ttg Batman TDKR. Bayang-bayang
Batwing kini melayang-layang di luar jendela. Entahlah sampai tanggal
berapa saya mampu menahan diri.
Rabu, 25 Juli 2012
Jumat, 20 Juli 2012
ORANGE HOTEL
Sebulan lalu waktu benchmark ke MTW saya bisa menulis dua seri catatan yg lumayan panjang kalau dibaca lewat BB. Kali ini saya menuliskannya setelah satu hari di Malang. Kenapa ya? Karena perjalanan kemarin itu berbeda. Bu Mila mengomentari "hahaha...", istri saya meminta saya mengkonfirmasi berulang-ulang begitu tahu judulnya.
Isi pelatihannya sendiri saya pasrahkan kpd forum,apakah mau dibeber semuanya atau mau dipilih-pilih yg sesuai dgn kita saja. Ada lima bab dan sebagian tidak akan pernah ditemui di Grati. Yg jelas tentang Tanggap Darurat akan saya perioritaskan karena itu pertanyaan Bu Nisa yg saya tanyakan ke salah satu dosen di sana. Intinya saya siap saja kalau diminta sharing di Lab, hitung-hitung persiapan remedial dua minggu lagi. Remedial? Iya,atau kita sebut HER. Ini salah satu yg membuat diklat kemarin menyenangkan. Ujian kompetensinya berskala nasional, dilaksanakan oleh lembaga yg kompeten & diakui negara oleh aturan-aturan LH. Tapi seperti alasan saya untuk kuliah dulu, saya tidak terlalu tertarik dgn semua previlege itu, saya hanya suka penaklukannya. Dan belajar adalah sebuah proses penaklukan yg seru. Walau begitu percayalah saya sama sekali tidak main-main, layaknya soalnya yg juga tidak main-main. Dan tidak sedikitpun saya berharap ikut ujian remedial.
Pelatihan ini judulnya EPCM (Enviroment Pollution Control Manager) atau Manajer Pengendali Pencemaran Air (MPPA). Dari judulnya saja sudah bisa ditebak siapa saja yg akan datang. Rata-rata adalah praktisi lingkungan atau teknologi lingkungan yg senior atau diproyeksikan untuk jabatan senior. Salah satu ciri senior yg sangat kentara di kelas kami adalah mereka mengerti garis besar proses bisnisnya tapi tidak terlalu memahami hal detil selain yg ditulis di hand book. Jadi kalaupun saya memakai jas berdasi begitu rapi, saya tetap akan terlihat berbeda. Yang ingin saya ceritakan di sini sebenarnya diilhami seorang senior di kelas kami.
Kelas diawali sebuah pre-test yg ringan,semua mengerjakan dengan riang gembira. Lalu kita pun belajar di kelas dengan santai di hari pertama. Karena santainya beberapa siswapun dgn kreatifnya menyusun rencana malam panjang di Jakarta. Di hari kedua semua berbeda, sebabnya panitia membagikan hasil pre-test pagi-pagi. Saya termasuk yg pura-pura tidak kaget atau terpengaruh angka jongkok di kertas itu. Padahal saya tahu sejak hasil itu dibagikan kelas jadi riuh, lebih fokus dan rencana malam panjang di luar berubah menjadi belajar bersama yg mirip talk show di Lobby hotel yg warnanya mirip halaman PAUD itu.
Adalah salah satu senior dari sebuah perusahaan Oil & Gas di kelas kami yg mengambil inisiatif. Dia menandai lewat kelakar-kelakarnya silabus atau materi yg kemungkinan besar akan keluar di uji kompetensi nanti. Lalu kelakar itu bergulir menjadi gerakan masif sekelas. Ada yg mengingat-ngingat soal lalu diketik ulang dan dibagikan ke seluruh siswa. Ada juga yg rajin menulis & menandai penekanan-penekanan materi dari dosen. Ada juga yg seperti saya : kebingungan di tengah samudra. Kalo ga lebay ga seru!!
Di hari ketiga kamipun mengikuti post test, tentu strategi sudah sangat siap. Kami benar-benar mengingat soal-soal tsb, beberapa menulis ulang di media yg lain. Haram kah? Menurut saya itu sangat sah, karena kami menyalin soal setelah selesai post test & post test itu dikeluarkan lembaga diklat bukan lembaga sertifikasi kompetensi. Satu hal, tidak satupun siswa membuka buku saat test, padahal kami tidak diawasi ketat. Bahkan itu adalah langkah jenius, semua yg pernah sukses di bidang studi eksakta tahu bahwa sukses dlm ujian sering kali lurus dengan kerajinan berlatih soal.
Malam menjelang uji kompetensi sangat menegangkan. Hujan mengguyur Tebet begitu deras sampai-sampai saya baru makan malam jam 9. Saya yg kebingungan di tengah badai tadi tidak punya Bank soal. Lalu saya nekat mengetuk pintu kamar salah satu peserta yg kebetulan dikirim berdua dari satu perusahaan. Di kamar itu kami bertiga membahas aneka soal sampai larut malam menjelang dini hari.
Dan sama seperti ujian di mana pun,sebanyak apapun kita belajar kita tidak pernah terlalu yakin. Dan sabtu pagi itu begitu berkesan, secara pribadi saya sangat merindukan suasana ujian yg serius. Berita baiknya adalah banyak soal yg sangat mirip dgn bank soal kami semalam. Walau berita buruknya ada beberapa yg semalam tidak terjawab. Akhirnya apapun hasilnya kami semua bertawakal kepada-Nya. Kami kembali bercanda lepas saat semua keluar dari ruang ujian. Rasanya hotel itupun jadi lebih orange setelah ujian selesai.
Andai & mudah2an kami semua lulus, maka itu karena Allah menghendaki. Lewat hadirnya seorang pemimpin seperti beliau. Memiliki visi meluluskan semua siswa yg diwujudkan lewat misi menyediakan latihan soal yg banyak & kelas yg aktif. Beliau menggerakkan tanpa menyuruh tapi dengan membuat kami merasa terlibat. Beliau menghukum tanpa menyakiti tapi dengan terus mengulang nilai2 jelek yg kami dapat lewat kelakarnya. Saya pernah aktif di beberapa organisasi, sbg pimpinan atau bawahan, model kepemimpinan seperti ini sangat baru. Bahwa kita tidak perlu punya gelar lbh mentereng utk memimpin. Bahwa kita tidak harus lebih tua utk dituakan. Bahwa kita tidak perlu memincingkan mata utk mengesankan ketegasan. Bahwa kita tidak perlu malu bertanya & belajar untuk meraih penghormatan. Bahwa ternyata hati kita bisa merasakan ketulusan yg tak mengharap imbalan.
Untuk yg saat ini sedang berada di luar plant, bukalah mata telinga & hati lebar2. Mungkin kamu bisa menulis cerita yg lbh menginspirasi dari ini. Tapi andaipun belum sempat, siapkan saja knowledge sharingnya!
Dan jangan lupa doakan kelulusan saya dkk ya!
Wallaahua'lam.
Traveling Note : Muara Tawar 2 : Its Smiling
Muara Tawar 2 : Its Smiling
Pernah tidak terfikir bahwa asal semua ketidak bahagiaan kita adalah karena kita menerima semua informasi tanpa seleksi. Contohnya adalah saat kita mendengar bahwavit C baik untuk kesehatan, kita lalu mengkonsumsi dlm jumlah besar & akhirnya diare. Saat mau mulai mencari pasangan hidup kita rajin menonton infotainment & majalah mode sehingga kriteria rupawan sang calon jadi salah kaprah. Saat baru ditempatkan di suatu daerah kita mendengar semua informasi tentang penduduk asli yg kurang bersahabat. Semua informasi tsb tanpa sadar membuat kita membangun tembok yg tinggi di sekeliling jiwa kita untuk bahagia. Lain juga ada orang yg ekstrim menutup diri dari informasi, entah karena merasa pendidikan lebih tinggi, pengalaman paling banyak atau tour of dutynya paling kaya atau karena bawaan lahir saja. Hehehehehe... Baca paper kami tentang leadership yg dikirim ke English olympiade last year deh!
Kemarin saya menulis tentang Sistem yg baik membawa kita lebih cepat karena mampu memberi percepatan. Bagaikan kupu2 yg ikut saya naik Commuter line dari Gambir ke Cilebut tadi siang. Tentu dia tidak akan mengira bisa sampai ke Cilebut kurang dari 1 jam! Kali ini ada satu hal yg membuat sistem itu berjalan, yaitu BUDAYA. Inilah roh yg sebenarnya menggerakkan suatu sistem. Sistem memang punya mekanisme menilai dirinya sendiri, tapi mekanisme itu sering kali berakhir menjadi sebuah formalitas. Jika ingin tahu seberapa baik posisi sistem, kita juga harus menilai budayanya.
Salah satu hal baik dari masa empat tahun di Smakbo adalah sekolah kepribadian di salah satu Harokah (pergerakan) islami. Yg juga menjadi Lab Budaya Komunitas terbaik yg pernah saya masuki. Salah satu budaya kerja baik yg masih saya ingat adalah INTEGRITAS. Bendahara kami saat itu sangat takut uangnya bercampur dgn uang umat sehingga sering kali dia malah menombok. Atau saat kami satu kelopok liqo datang untuk membersihkan kelas setelah kegiatan ospek karena anggota liqo kami adalah PIC kegiatan tersebut. Lalu hingga hampir satu kampus sudah dibersihkan tak ada satupun panitia lain yg datang membantu. Kami saat itu bersedia mengerjakan pekerjaan banyak orang hanya karena sebuah Integritas. Marah kah kami? Tentu saja, tapi pekerjaan tetap tuntas berkualitas.
Saat memasuki pos pemeriksaan saya merasa para anggota Satpam tersenyum ramah, saat bertanya, saat memeriksa bahkan saat menunjukkan jalan. Lalu saya melangkah lebih jauh ke halaman admin yg juga lapangan parkir, saya merasa taman-taman itu tersenyum. Taman itu tersenyum lewat rumput & pohon yg hijau, lewat selokan yang bersih, lewat rambu-rambu yg dipasang serasi dan lewat penanda jalan 5S yg engga lebay. Saat melangkah ke gedung Admin terasa seperti masuk ke lobby hotel. Ada petugas keamanan yg bertanya dgn sopan lalu menunjukkan arah tanpa kesan sangar atau maksud tersembunyi.
Di gedung KLK3 kami disuguhi 5S yg ringkas bukan dibuat-buat. Tentu walau pegawai KLK3 hampir semuanya kaum Adam, hawanya seperti gedung admin/CCB Grati di bulan romadhon. Berbahagialah kaum mantan seperti saya, mantan perokok, mantan ikhwan, mantan ini & itu karena udaranya bebas asap. Stiker NO SMOKINGnya kecil saja tapi bertaji, ya dari pada segede-gede tapi banci!
Kunjungan lapangannya sangat mengejutkan! Nia sampai teler & saya sampai lupa baca Bismillah. Kenapa? Karena kita diajak keliling unit naik electric golf cart, Bo! Apakah tidak ada sepeda atau mobil? Buuaaanyyaakkk. Tapi semua kendaraan bensin dilarang masuk unit & sepedanya nyaris semua sudah berkeranjang juga bernama (kode pemilik). Sebagai auditor SMP saya sampaikan juga bahwa ada pemisah yg jelas antara area umum dan area berbahaya/unit utama. Rupanya jelas sekali zoning di unit sana,semua hal yg tidak ada hubungannya dgn pembangkitan dari fungsi apapun ada di luar area. Coba sebutkan di unit kita, apa saja yg di luar fungsi inti pembangkitan tapi ada di area inti?
Tak banyak yg akan saya tulis tentang Lab kecuali : masalah personal. Tapi waktu masuk ke Gudang umum, ampuuunn sampai takut kepleset! Lantainya berkilauan, raknya rapi jali dan hawanya ga panas. Pas diajak masuk gudang kimia, kayaknya saya dihipnotis, pandangan saya kabur & baca ayat kursi terbata-bata. Itu yg namanya coating chemical resistance kok bisa bagus, pasti di Jawa timur mah tidak ada yg jual. Palet-palet rapi menyangga bahan kimia. Tanggulnya dilengkapi saluran air dan pengumpul di pojok ruangan itu rada mirip sama yg saya gambarkan dulu, tapi 2x lebih bagus. Hebatnya lagi shower & eye washernya berfungsi (saya tes sendiri), sampai si staff gudang menantang saya untuk mandi di situ. Saluran buang katanya langsung ke IPAL, jadi sudah tidak pake gayung-gayungan ke pail gitu kali ya? Biar Nia yg jawab.. Di sebelah ada ruang tertutup ber-AC dgn lantai coated & ada wastafelnya, ruangan apa ayooo? Benar, pintar sekali, itu gudang kimia p.a!! Tentu saja di sekitar gudang kimia tidak ada kabel listrik dan pipa air centang perenang. Padahal gudang kimianya baru lho! Di sebelah gudang kimia p.a. ada gudang gas, tempatnya aneka gas disimpan. Mirip sama gudang gas Suralaya, tapi "sedikit" lebih rapi.
Golf cart membawa kami melintas ke TPS B3. Sayang sedang diperbaiki, jadi wajar kalo terlihat berantakan. Hanya satu keanehan di TPS B3 milik mereka yaitu ada sistem pemadam api otomatis di langit-langitnya. Ada yg bisa kasih pendapat kenapa ada pemadam api otomatis di gudang yg isinya sebagian bahan mudah terbakar dan beracun? Untungnya karena perbaikan adalah Teknisi sipil PJB yg bertanggung jawab di situ mengajak kami melihat-lihat ke Aux area yg sedang dipasangi coating. Jadi kami faham bahwa coating itu dikerjakan oleh orang indonesia. Rekanannya bersedia menjawab banyak pertanyaan, hanya sayang saya lupa minta kartu nama. Kata si Teknisi sipil, visinya adalah membuat area kerja nyaman. Dengan warna warni 5 S yg simple, dgn coating yg safe dan dengan vendor yg kompeten.
Terakhir kami diajak ke area Fuel oil tratment, meliputi Bunker-bunker dan treatment plant. Selain bersih, tanpa ada petugas yg merokok, kami juga diajak melihat sisi lain program lingkungan mereka. Tentang bagaimana bagian lingkungan membersihkan bukan hanya fisik tapi juga bathin dengan cara yg cukup bagus. Sayang, saya tidak akan membukanya di sini.
Keesokan harinya setelah menginap di mess yang masih bau cat kami kembali ke gedung KLK3. Ternyata kami harus kembali ke Admin karena mereka masih section morning meeting. Saya mengintip Pak manager yg memimpin meeting itu, manajer yg baik. Setelah urusan sekretariatan beres kami kembali ke KLK3 untuk membuat resume benchmarking bersama-sama teman-teman PJB. Saya mencoba menggelitik kenapa mereka bisa kelihatan begitu segar. Ternyata KLK3 sendiri punya road map yg cukup jelas & di-cascade hingga ke supervisor. 5 S dilakukan sudah cukup lama tak peduli siapapun GMnya. Ada standar yg jelas tentang kebersihan & kerapian taman di sana. Mereka bukan hanya tegas menegakkan aturan tapi juga menciptakan kompetisi dgn mengundang vendor selain koperasi. Kelihatan sekali bahwa tujuan lingkungan adalah mendukung core bussiness. Sekarang kuisnya : Apa corebussiness kita?
Dari tadi baiknya terus yg dibicarakan ya? Tentu saja sampah yg bercampur masih jadi masalah, walau tempat sampahnya lebih modis. Pemeriksaan kepada tamu dari internal PLN juga lebih ringan. Dan masih ada petugas yg tidak bersafety di unit. Selalu ada kekurangan yg bisa kita temukan di manapun. Bahkan dulu ada murobbi saya yg wudlunya masih alakadarnya. Padahal kalo ceramah alangkah garangnya. Itulah tempat untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan.
Hal baik dari bechmark adalah kita jadi diingatkan tentang kekurangan kita. Tentang dari mana kita memulai perbaikan adalah bergantung pada siapa kita & seberapa jauh jangkauan kita. Level operator spt kita bisa memulai dengan kerja yg bersih. Kita laksanakan 5 S dgn benar, bukan untuk tuntutan organisasi belaka. Kita bisa pisahkan sampah kita sendiri, walau orang lain tidak mengikutinya. Kita aktif dlm meeting rutin seberapapun konyolnya meeting itu atau seberapapun rusak meja kursinya. Kalau kita mendapat penugasan di luar pekerjaan rutin maka kita bisa jadikan itu sarana menyebarkan virus kebaikan. Kalaupun tidak ada penugasan, kita bisa jadikan hasil kerja kita berkualitas tinggi. Misalnya dengan mempelajari detil pekerjaan kita lebih dalam atau mempelajari cara melayani orang lebih baik. Banyak sekali cara yg bisa kita lakukan sebenarnya. Hampir sebanyak alasan kita untuk berkelit.
****
Tulisan ini saya mulai di Muara tawar dan saya akhiri di Terminal 1C4 CGK. Capek rasanya tangan ini, apalagi fikiran saya. Sudah lama sejak saya menulis cerita yg serius semacam ini lagi. Jika ada yang baik dari sini boleh diambil dan dishare namun jika ada yg salah : silakan didelete saja. Jika tidak suka : kirim reply "JANGAN KIRIM LAGI". Seindahnya pelangi di atas kepala orang lain bukan alasan untuk takut menciptakan pelangi sendiri bukan?
Pernah tidak terfikir bahwa asal semua ketidak bahagiaan kita adalah karena kita menerima semua informasi tanpa seleksi. Contohnya adalah saat kita mendengar bahwavit C baik untuk kesehatan, kita lalu mengkonsumsi dlm jumlah besar & akhirnya diare. Saat mau mulai mencari pasangan hidup kita rajin menonton infotainment & majalah mode sehingga kriteria rupawan sang calon jadi salah kaprah. Saat baru ditempatkan di suatu daerah kita mendengar semua informasi tentang penduduk asli yg kurang bersahabat. Semua informasi tsb tanpa sadar membuat kita membangun tembok yg tinggi di sekeliling jiwa kita untuk bahagia. Lain juga ada orang yg ekstrim menutup diri dari informasi, entah karena merasa pendidikan lebih tinggi, pengalaman paling banyak atau tour of dutynya paling kaya atau karena bawaan lahir saja. Hehehehehe... Baca paper kami tentang leadership yg dikirim ke English olympiade last year deh!
Kemarin saya menulis tentang Sistem yg baik membawa kita lebih cepat karena mampu memberi percepatan. Bagaikan kupu2 yg ikut saya naik Commuter line dari Gambir ke Cilebut tadi siang. Tentu dia tidak akan mengira bisa sampai ke Cilebut kurang dari 1 jam! Kali ini ada satu hal yg membuat sistem itu berjalan, yaitu BUDAYA. Inilah roh yg sebenarnya menggerakkan suatu sistem. Sistem memang punya mekanisme menilai dirinya sendiri, tapi mekanisme itu sering kali berakhir menjadi sebuah formalitas. Jika ingin tahu seberapa baik posisi sistem, kita juga harus menilai budayanya.
Salah satu hal baik dari masa empat tahun di Smakbo adalah sekolah kepribadian di salah satu Harokah (pergerakan) islami. Yg juga menjadi Lab Budaya Komunitas terbaik yg pernah saya masuki. Salah satu budaya kerja baik yg masih saya ingat adalah INTEGRITAS. Bendahara kami saat itu sangat takut uangnya bercampur dgn uang umat sehingga sering kali dia malah menombok. Atau saat kami satu kelopok liqo datang untuk membersihkan kelas setelah kegiatan ospek karena anggota liqo kami adalah PIC kegiatan tersebut. Lalu hingga hampir satu kampus sudah dibersihkan tak ada satupun panitia lain yg datang membantu. Kami saat itu bersedia mengerjakan pekerjaan banyak orang hanya karena sebuah Integritas. Marah kah kami? Tentu saja, tapi pekerjaan tetap tuntas berkualitas.
Saat memasuki pos pemeriksaan saya merasa para anggota Satpam tersenyum ramah, saat bertanya, saat memeriksa bahkan saat menunjukkan jalan. Lalu saya melangkah lebih jauh ke halaman admin yg juga lapangan parkir, saya merasa taman-taman itu tersenyum. Taman itu tersenyum lewat rumput & pohon yg hijau, lewat selokan yang bersih, lewat rambu-rambu yg dipasang serasi dan lewat penanda jalan 5S yg engga lebay. Saat melangkah ke gedung Admin terasa seperti masuk ke lobby hotel. Ada petugas keamanan yg bertanya dgn sopan lalu menunjukkan arah tanpa kesan sangar atau maksud tersembunyi.
Di gedung KLK3 kami disuguhi 5S yg ringkas bukan dibuat-buat. Tentu walau pegawai KLK3 hampir semuanya kaum Adam, hawanya seperti gedung admin/CCB Grati di bulan romadhon. Berbahagialah kaum mantan seperti saya, mantan perokok, mantan ikhwan, mantan ini & itu karena udaranya bebas asap. Stiker NO SMOKINGnya kecil saja tapi bertaji, ya dari pada segede-gede tapi banci!
Kunjungan lapangannya sangat mengejutkan! Nia sampai teler & saya sampai lupa baca Bismillah. Kenapa? Karena kita diajak keliling unit naik electric golf cart, Bo! Apakah tidak ada sepeda atau mobil? Buuaaanyyaakkk. Tapi semua kendaraan bensin dilarang masuk unit & sepedanya nyaris semua sudah berkeranjang juga bernama (kode pemilik). Sebagai auditor SMP saya sampaikan juga bahwa ada pemisah yg jelas antara area umum dan area berbahaya/unit utama. Rupanya jelas sekali zoning di unit sana,semua hal yg tidak ada hubungannya dgn pembangkitan dari fungsi apapun ada di luar area. Coba sebutkan di unit kita, apa saja yg di luar fungsi inti pembangkitan tapi ada di area inti?
Tak banyak yg akan saya tulis tentang Lab kecuali : masalah personal. Tapi waktu masuk ke Gudang umum, ampuuunn sampai takut kepleset! Lantainya berkilauan, raknya rapi jali dan hawanya ga panas. Pas diajak masuk gudang kimia, kayaknya saya dihipnotis, pandangan saya kabur & baca ayat kursi terbata-bata. Itu yg namanya coating chemical resistance kok bisa bagus, pasti di Jawa timur mah tidak ada yg jual. Palet-palet rapi menyangga bahan kimia. Tanggulnya dilengkapi saluran air dan pengumpul di pojok ruangan itu rada mirip sama yg saya gambarkan dulu, tapi 2x lebih bagus. Hebatnya lagi shower & eye washernya berfungsi (saya tes sendiri), sampai si staff gudang menantang saya untuk mandi di situ. Saluran buang katanya langsung ke IPAL, jadi sudah tidak pake gayung-gayungan ke pail gitu kali ya? Biar Nia yg jawab.. Di sebelah ada ruang tertutup ber-AC dgn lantai coated & ada wastafelnya, ruangan apa ayooo? Benar, pintar sekali, itu gudang kimia p.a!! Tentu saja di sekitar gudang kimia tidak ada kabel listrik dan pipa air centang perenang. Padahal gudang kimianya baru lho! Di sebelah gudang kimia p.a. ada gudang gas, tempatnya aneka gas disimpan. Mirip sama gudang gas Suralaya, tapi "sedikit" lebih rapi.
Golf cart membawa kami melintas ke TPS B3. Sayang sedang diperbaiki, jadi wajar kalo terlihat berantakan. Hanya satu keanehan di TPS B3 milik mereka yaitu ada sistem pemadam api otomatis di langit-langitnya. Ada yg bisa kasih pendapat kenapa ada pemadam api otomatis di gudang yg isinya sebagian bahan mudah terbakar dan beracun? Untungnya karena perbaikan adalah Teknisi sipil PJB yg bertanggung jawab di situ mengajak kami melihat-lihat ke Aux area yg sedang dipasangi coating. Jadi kami faham bahwa coating itu dikerjakan oleh orang indonesia. Rekanannya bersedia menjawab banyak pertanyaan, hanya sayang saya lupa minta kartu nama. Kata si Teknisi sipil, visinya adalah membuat area kerja nyaman. Dengan warna warni 5 S yg simple, dgn coating yg safe dan dengan vendor yg kompeten.
Terakhir kami diajak ke area Fuel oil tratment, meliputi Bunker-bunker dan treatment plant. Selain bersih, tanpa ada petugas yg merokok, kami juga diajak melihat sisi lain program lingkungan mereka. Tentang bagaimana bagian lingkungan membersihkan bukan hanya fisik tapi juga bathin dengan cara yg cukup bagus. Sayang, saya tidak akan membukanya di sini.
Keesokan harinya setelah menginap di mess yang masih bau cat kami kembali ke gedung KLK3. Ternyata kami harus kembali ke Admin karena mereka masih section morning meeting. Saya mengintip Pak manager yg memimpin meeting itu, manajer yg baik. Setelah urusan sekretariatan beres kami kembali ke KLK3 untuk membuat resume benchmarking bersama-sama teman-teman PJB. Saya mencoba menggelitik kenapa mereka bisa kelihatan begitu segar. Ternyata KLK3 sendiri punya road map yg cukup jelas & di-cascade hingga ke supervisor. 5 S dilakukan sudah cukup lama tak peduli siapapun GMnya. Ada standar yg jelas tentang kebersihan & kerapian taman di sana. Mereka bukan hanya tegas menegakkan aturan tapi juga menciptakan kompetisi dgn mengundang vendor selain koperasi. Kelihatan sekali bahwa tujuan lingkungan adalah mendukung core bussiness. Sekarang kuisnya : Apa corebussiness kita?
Dari tadi baiknya terus yg dibicarakan ya? Tentu saja sampah yg bercampur masih jadi masalah, walau tempat sampahnya lebih modis. Pemeriksaan kepada tamu dari internal PLN juga lebih ringan. Dan masih ada petugas yg tidak bersafety di unit. Selalu ada kekurangan yg bisa kita temukan di manapun. Bahkan dulu ada murobbi saya yg wudlunya masih alakadarnya. Padahal kalo ceramah alangkah garangnya. Itulah tempat untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan.
Hal baik dari bechmark adalah kita jadi diingatkan tentang kekurangan kita. Tentang dari mana kita memulai perbaikan adalah bergantung pada siapa kita & seberapa jauh jangkauan kita. Level operator spt kita bisa memulai dengan kerja yg bersih. Kita laksanakan 5 S dgn benar, bukan untuk tuntutan organisasi belaka. Kita bisa pisahkan sampah kita sendiri, walau orang lain tidak mengikutinya. Kita aktif dlm meeting rutin seberapapun konyolnya meeting itu atau seberapapun rusak meja kursinya. Kalau kita mendapat penugasan di luar pekerjaan rutin maka kita bisa jadikan itu sarana menyebarkan virus kebaikan. Kalaupun tidak ada penugasan, kita bisa jadikan hasil kerja kita berkualitas tinggi. Misalnya dengan mempelajari detil pekerjaan kita lebih dalam atau mempelajari cara melayani orang lebih baik. Banyak sekali cara yg bisa kita lakukan sebenarnya. Hampir sebanyak alasan kita untuk berkelit.
****
Tulisan ini saya mulai di Muara tawar dan saya akhiri di Terminal 1C4 CGK. Capek rasanya tangan ini, apalagi fikiran saya. Sudah lama sejak saya menulis cerita yg serius semacam ini lagi. Jika ada yang baik dari sini boleh diambil dan dishare namun jika ada yg salah : silakan didelete saja. Jika tidak suka : kirim reply "JANGAN KIRIM LAGI". Seindahnya pelangi di atas kepala orang lain bukan alasan untuk takut menciptakan pelangi sendiri bukan?
Traveling Note : MUARA TAWAR 1
MUARA TAWAR 1
Kadang hidup berisi ulangan-ulangan dan pertemuan yg tidak terduga. Delapan tahun lalu, di bulan Agustus yg panas, saya dipindah dari Suralaya ke Grati dgn menumpang mobil dinas Kijang bersama empat orang rekan senasib. Satu dipindah ke Priok, dua ke Tambak Lorok & satu rekan ke Grati. Setiap kilometer menjauh dari Jakarta menjadi begitu sendu krn entah mengapa saya merasa tidak akan pernah kembali. Saya merasa menerima tawaran kerja di PLN adalah kesalahan besar...saat itu. Tapi ada satu rekan seperjalanan lagi yg ikut kami naik Kijang. Beliau adalah seorang Manajer Suralaya yg rumahnya di Malang dan suka PP Suralaya-Malang tiap minggu. Dari acara mengantar "penumpang gelap" yg satu ini saya jadi tahu Bandara Int'l Soekarno Hatta setelah terakhir kalinya mengantar tetangga yg akan sekolah ke Arab, itupun saat saya masih kecil sehingga aslinya sudah tidak ingat apa-apa. Saya juga jadi tahu ada kota bernama Malang, saat itu nama Malang kedengaran asyik sekali, yg dibela PP seminggu sekali tentu asyik sekali, bukan?
Ternyata Pak Manajer itu sekarang sudah pensiun. Ternyata Pak Pensiunan Manajer itu aslinya Perak Grati dan sangat mengenal "dalemannya" unit kita. Ternyata lagi saya baru tahu itu semua dengan lengkap karena beliau jadi teman duduk saya di Batavia air Malang-CGK. Selama 1 jam itu saya tidak bisa sedikitpun tidur seperti biasa karena kami berdiskusi hangat ttg past-present-future pembangkitan listrik. Kalimat perkenalan kami di pesawat sangat memalukan dan baru saya ceritakan kpd istri saya tapi sebagian isi pembicaraan inti sudah saya share kpd Nia. Saya tdk akan tulis di sini ya...terus untuk apa ditulis? Karena saya percaya kita cukup dewasa utk merenungkan cerita tersebut.
..........
Cerita lain adalah mundur 12 tahun lalu. Saat saya baru saja digundul habis seperti sekarang, baru saja melewati OSpek SMAKBo yg kejam & tidak bermanfaat. Orang tua saya mengatakan di suatu waktu bahwa saya tidak akan cocok jadi Analis kimia atau bertahan di sekolah itu. Bukan karena reputasi sekolah kami yg hobi mempertahankan dominasi & mutu lulusan yg membuat saya marah, bukan juga karena orang tua saya adalah oknum yg "memaksa" saya meninggalkan sekolah pilihan saya untuk mendaftar ke sana lalu malah melemahkan saya di tengah jalan. Bukan satu pun alasan itu yg membuat saya marah. Alasannya adalah karena saya memang pelupa parah, ceroboh & bahkan tidak bisa merapikan meja belajar sendiri. Dan saat melihat alat-alat gelas centang perenang di meja Lab, saya merinding membayangkan berapa yg saya akan pecahkan. Melihat instrumen high tech berbandrol ratusan juta dgn komputer kinclong di Lab instrumen saya sudah stres meramal betapa kikuknya saya nanti. Apalagi melihat senior-senior yg belajar macam orang kesurupan, saya ingin angkat koper saja karena daya hafal & matematika saya sepenuhnya underdog sejak SD.
Tapi lalu setahun kemudian saya bisa menyusun meja kerja analisis sederhana tanpa pernah memecahkan satupun. Pada saat yg sama saya mampu membuat pola kerja instrumentasi yg sederhana. Dan yg paling mengejutkan saya mampu menghafal satu lembar Periodic table lengkap dari nomor atom sampai elektronegatifitasnya lengkap dari Hidrogen sampai Un...ium (sekarang saya lupa).
Kenapa saya mengalami kemajuan yg pesat? Kalau jawabnya karena atas rahmat Allah SWT maka saya akan berhenti menulis, walau itu SANGAT BENAR. Kalau jawabnya krn saya belajar giat, itu juga benar tapi kurang tepat. Menurut saya jawabnya adalah karena sistemnya telah sedemikian bagus. Sejak pelatihan koor (paduan suara adalah wajib bagi siswa kelas 1,makanya saya muak lihat boyband sekarang) sampai praktikum lab dirancang utk membuat siswa berperilaku, berfikir & belajar analitis. Sistem itu juga begitu dinginnya saat mengeliminasi siswa yg sudah belajar keras bak kesurupan namun tidak mampu menembus membran yg dipasang tiap semester. Dan sistem begitu kerennya saat memanggil siswa berprestasi ke atas panggung untuk difoto lalu diberi hadiah. Karena saya tidak pintar untuk dipanggil dan menerima hadiah di podium maka saya pada akhirnya punya cara yg lebih cocok dengan bakat saya untuk dipanggil ke podium, difoto lalu dilihat & didengar semua siswa & guru walau tanpa diberi hadiah.
Caranya...ah kita lagi bicara sistem kan?
Saat pertama kali kami melewati gerbang Muara tawar ini kami langsung tahu kalau ini bukan IPe! Saat bicara dgn staf LK3 (eh ternyata K3 & Lingkungan di sini satu bapak lho) saya merasa kita belum connect. Apa lagi waktu kunjungan ke Gudangnya...ampuuun sbg Auditor saya sungguh berdosa-dosi. Islam mengajarkan kita bahwa murka Allah itu bukan main thd orang yg berkicau tanpa mengamalkan kicauannya. Ah, alangkah kejamnya saya kalo mengaudit Gudang ternyata gudang kimia sendiri bagai neraka sakor & surga 'Adn bila dibandingkan dgn Gudangnya Muara tawar. Andai kamera HP saya bagus pasti gambarnya akan lebih mempermalukan lagi, untunglah kamera HP saya begitu tawaddlu. Begitu pula lay out unitnya, taman-tamannya, 5 S nya (untung engga tanda tangan fakta 5 S di depan), parkir sepeda berikut sepeda-sepedanya, warna-warninya dan tentu saja mobil listriknya (ini mah Nia aja yg mabok!!).
Jawabnya seharusnya sama dgn 12 tahun lalu : sistem.
.....
Jam 10 PM waktu Indonesia Bagian Segarajaya. Saya belum mengantuk tapi merasa sudah waktunya untuk istirahat. Rasanya lebih lega setelah menuliskan ini semua. Apakah besok akan disambung lagi? Wallaahua'lam, mengetik dgn BB itu kurang asik.
Kadang hidup berisi ulangan-ulangan dan pertemuan yg tidak terduga. Delapan tahun lalu, di bulan Agustus yg panas, saya dipindah dari Suralaya ke Grati dgn menumpang mobil dinas Kijang bersama empat orang rekan senasib. Satu dipindah ke Priok, dua ke Tambak Lorok & satu rekan ke Grati. Setiap kilometer menjauh dari Jakarta menjadi begitu sendu krn entah mengapa saya merasa tidak akan pernah kembali. Saya merasa menerima tawaran kerja di PLN adalah kesalahan besar...saat itu. Tapi ada satu rekan seperjalanan lagi yg ikut kami naik Kijang. Beliau adalah seorang Manajer Suralaya yg rumahnya di Malang dan suka PP Suralaya-Malang tiap minggu. Dari acara mengantar "penumpang gelap" yg satu ini saya jadi tahu Bandara Int'l Soekarno Hatta setelah terakhir kalinya mengantar tetangga yg akan sekolah ke Arab, itupun saat saya masih kecil sehingga aslinya sudah tidak ingat apa-apa. Saya juga jadi tahu ada kota bernama Malang, saat itu nama Malang kedengaran asyik sekali, yg dibela PP seminggu sekali tentu asyik sekali, bukan?
Ternyata Pak Manajer itu sekarang sudah pensiun. Ternyata Pak Pensiunan Manajer itu aslinya Perak Grati dan sangat mengenal "dalemannya" unit kita. Ternyata lagi saya baru tahu itu semua dengan lengkap karena beliau jadi teman duduk saya di Batavia air Malang-CGK. Selama 1 jam itu saya tidak bisa sedikitpun tidur seperti biasa karena kami berdiskusi hangat ttg past-present-future pembangkitan listrik. Kalimat perkenalan kami di pesawat sangat memalukan dan baru saya ceritakan kpd istri saya tapi sebagian isi pembicaraan inti sudah saya share kpd Nia. Saya tdk akan tulis di sini ya...terus untuk apa ditulis? Karena saya percaya kita cukup dewasa utk merenungkan cerita tersebut.
..........
Cerita lain adalah mundur 12 tahun lalu. Saat saya baru saja digundul habis seperti sekarang, baru saja melewati OSpek SMAKBo yg kejam & tidak bermanfaat. Orang tua saya mengatakan di suatu waktu bahwa saya tidak akan cocok jadi Analis kimia atau bertahan di sekolah itu. Bukan karena reputasi sekolah kami yg hobi mempertahankan dominasi & mutu lulusan yg membuat saya marah, bukan juga karena orang tua saya adalah oknum yg "memaksa" saya meninggalkan sekolah pilihan saya untuk mendaftar ke sana lalu malah melemahkan saya di tengah jalan. Bukan satu pun alasan itu yg membuat saya marah. Alasannya adalah karena saya memang pelupa parah, ceroboh & bahkan tidak bisa merapikan meja belajar sendiri. Dan saat melihat alat-alat gelas centang perenang di meja Lab, saya merinding membayangkan berapa yg saya akan pecahkan. Melihat instrumen high tech berbandrol ratusan juta dgn komputer kinclong di Lab instrumen saya sudah stres meramal betapa kikuknya saya nanti. Apalagi melihat senior-senior yg belajar macam orang kesurupan, saya ingin angkat koper saja karena daya hafal & matematika saya sepenuhnya underdog sejak SD.
Tapi lalu setahun kemudian saya bisa menyusun meja kerja analisis sederhana tanpa pernah memecahkan satupun. Pada saat yg sama saya mampu membuat pola kerja instrumentasi yg sederhana. Dan yg paling mengejutkan saya mampu menghafal satu lembar Periodic table lengkap dari nomor atom sampai elektronegatifitasnya lengkap dari Hidrogen sampai Un...ium (sekarang saya lupa).
Kenapa saya mengalami kemajuan yg pesat? Kalau jawabnya karena atas rahmat Allah SWT maka saya akan berhenti menulis, walau itu SANGAT BENAR. Kalau jawabnya krn saya belajar giat, itu juga benar tapi kurang tepat. Menurut saya jawabnya adalah karena sistemnya telah sedemikian bagus. Sejak pelatihan koor (paduan suara adalah wajib bagi siswa kelas 1,makanya saya muak lihat boyband sekarang) sampai praktikum lab dirancang utk membuat siswa berperilaku, berfikir & belajar analitis. Sistem itu juga begitu dinginnya saat mengeliminasi siswa yg sudah belajar keras bak kesurupan namun tidak mampu menembus membran yg dipasang tiap semester. Dan sistem begitu kerennya saat memanggil siswa berprestasi ke atas panggung untuk difoto lalu diberi hadiah. Karena saya tidak pintar untuk dipanggil dan menerima hadiah di podium maka saya pada akhirnya punya cara yg lebih cocok dengan bakat saya untuk dipanggil ke podium, difoto lalu dilihat & didengar semua siswa & guru walau tanpa diberi hadiah.
Caranya...ah kita lagi bicara sistem kan?
Saat pertama kali kami melewati gerbang Muara tawar ini kami langsung tahu kalau ini bukan IPe! Saat bicara dgn staf LK3 (eh ternyata K3 & Lingkungan di sini satu bapak lho) saya merasa kita belum connect. Apa lagi waktu kunjungan ke Gudangnya...ampuuun sbg Auditor saya sungguh berdosa-dosi. Islam mengajarkan kita bahwa murka Allah itu bukan main thd orang yg berkicau tanpa mengamalkan kicauannya. Ah, alangkah kejamnya saya kalo mengaudit Gudang ternyata gudang kimia sendiri bagai neraka sakor & surga 'Adn bila dibandingkan dgn Gudangnya Muara tawar. Andai kamera HP saya bagus pasti gambarnya akan lebih mempermalukan lagi, untunglah kamera HP saya begitu tawaddlu. Begitu pula lay out unitnya, taman-tamannya, 5 S nya (untung engga tanda tangan fakta 5 S di depan), parkir sepeda berikut sepeda-sepedanya, warna-warninya dan tentu saja mobil listriknya (ini mah Nia aja yg mabok!!).
Jawabnya seharusnya sama dgn 12 tahun lalu : sistem.
.....
Jam 10 PM waktu Indonesia Bagian Segarajaya. Saya belum mengantuk tapi merasa sudah waktunya untuk istirahat. Rasanya lebih lega setelah menuliskan ini semua. Apakah besok akan disambung lagi? Wallaahua'lam, mengetik dgn BB itu kurang asik.
Langganan:
Postingan (Atom)